Resep Nasi Goreng Kebon Sirih ini bukan untuk pertama kalinya dicoba, sih. Tapi juga bukan menu yang sering dibuat. Walau jujur saya lebih doyan daging kambing daripada daging sapi. Kan sunnah ya katanya #uhuk *benerinKerudung*.
Mungkin karena efek daging kambing yang dimaksud di sini tuh biasanya daging domba sih hehehe. Baunya lebih "bersahabat", rasanya juga lebih endang surendang ketimbang daging kambing di tanah air.
Keuntungan lain, pengolahan daging kambing/domba membutuhkan waktu lebih sebentar ketimbang daging sapi. Untung sekarang sih sudah ada panci presto yang bisa menghemat waktu dan listrik/gas :D. Tapi saya tetap belum beli hihihi.
Resep Nasi Goreng Kebon Sirih ini pertama kali kepikiran waktu mengobrol dengan suami. Sudah lamaaaaaa :D. Ada kali 2 tahun yang lalu hahaha. Kita nostalgia soal pas masih pacaran dulu suka makan di warung-warung tenda.
Warung tenda di Jakarta (dan mungkin di banyak kota lain di Indonesia) kan memang enak-enak, ya. Wajarlah kalau di Indonesia hawa pengin jajannya lebih tinggi :p.
Jadi ingat kata Iqbal di Facebook tempo hari, di Indonesia soal perbandingan rasa antara masakan rumahan dan masakan warung/resto/rumah makan untuk menu-menu khas nusantara. Rasanya beda jauuuuuh, tapi harganya selisih dikit. Ya mending jajan! Hahaha.
Sementara (umumnya) di luar negeri malah terbalik. Rasa tidak beda jauh tapi harganya bisa jumpalitan bedanya. Ya mending masak dewe! ;).
Tapi di Jeddah sih mantap soal makanan. Tengok-tengok ya tulisan-tulisan traveling dan pengalaman bermukim semasa di Arab Saudi di blog jihandavincka dot com ;). Itu tuh sebenarnya blog utama saya hehe. Isinya banyak. Tidak hanya tentang traveling Saudi saja. Cobalah sekali-sekali main ke blog sana #uhuk.
Balik lagi ke cerita nostalgia makan di warung tenda di Jakarta. Salah satu yang paling hits ya Nasi Goreng Kebon Sirih itu kan? Dulu juga ada penjual nasi goreng hits di Jalan Bakti, Nagi Goreng Bakti.
Baca juga : Resep Nasi Goreng Jalapeno
Terus terang, saya biasa-biasa saja dengan nasi goreng model beginian. Cuma pas lagi jauh dan susah belinya, ya mendadak kepengin huhuhu :p. Begitulah manusia yak, yang dipenginin yang enggak ada -_-.
Pas cari-cari resepnya di internet dan baca-baca ya ternyata bahannya ada semua di sini, yiiihaaaa ^_^.
Saya mencontoh resep dari situs Bango, ya, namanya ya itu Resep Nasi Goreng Kebon Sirih. Cuma saya hari ini pakainya ati kambing. Enak juga lah.
Terus, minyak samin-nya saya ganti minyak zaitun. Jarang banget beli minyak samin. Soalnya bikin masakan ginian yaelah, sekali setahun belum tentu hahaha. Ini pun mendadak buat karena pengin posting di blog :p. Ya sekalian pengin makan jugak hahaha.
Setelah jadi? Haissshh, aromanya itu lhoooooo (y). Beda banget dengan nasi goreng biasa ;). Karena campuran rempahnya memang beda.
Mungkin karena efek daging kambing yang dimaksud di sini tuh biasanya daging domba sih hehehe. Baunya lebih "bersahabat", rasanya juga lebih endang surendang ketimbang daging kambing di tanah air.
Keuntungan lain, pengolahan daging kambing/domba membutuhkan waktu lebih sebentar ketimbang daging sapi. Untung sekarang sih sudah ada panci presto yang bisa menghemat waktu dan listrik/gas :D. Tapi saya tetap belum beli hihihi.
Resep Nasi Goreng Kebon Sirih ini pertama kali kepikiran waktu mengobrol dengan suami. Sudah lamaaaaaa :D. Ada kali 2 tahun yang lalu hahaha. Kita nostalgia soal pas masih pacaran dulu suka makan di warung-warung tenda.
Warung tenda di Jakarta (dan mungkin di banyak kota lain di Indonesia) kan memang enak-enak, ya. Wajarlah kalau di Indonesia hawa pengin jajannya lebih tinggi :p.
Jadi ingat kata Iqbal di Facebook tempo hari, di Indonesia soal perbandingan rasa antara masakan rumahan dan masakan warung/resto/rumah makan untuk menu-menu khas nusantara. Rasanya beda jauuuuuh, tapi harganya selisih dikit. Ya mending jajan! Hahaha.
Sementara (umumnya) di luar negeri malah terbalik. Rasa tidak beda jauh tapi harganya bisa jumpalitan bedanya. Ya mending masak dewe! ;).
Tapi di Jeddah sih mantap soal makanan. Tengok-tengok ya tulisan-tulisan traveling dan pengalaman bermukim semasa di Arab Saudi di blog jihandavincka dot com ;). Itu tuh sebenarnya blog utama saya hehe. Isinya banyak. Tidak hanya tentang traveling Saudi saja. Cobalah sekali-sekali main ke blog sana #uhuk.
Balik lagi ke cerita nostalgia makan di warung tenda di Jakarta. Salah satu yang paling hits ya Nasi Goreng Kebon Sirih itu kan? Dulu juga ada penjual nasi goreng hits di Jalan Bakti, Nagi Goreng Bakti.
Baca juga : Resep Nasi Goreng Jalapeno
Terus terang, saya biasa-biasa saja dengan nasi goreng model beginian. Cuma pas lagi jauh dan susah belinya, ya mendadak kepengin huhuhu :p. Begitulah manusia yak, yang dipenginin yang enggak ada -_-.
Pas cari-cari resepnya di internet dan baca-baca ya ternyata bahannya ada semua di sini, yiiihaaaa ^_^.
Saya mencontoh resep dari situs Bango, ya, namanya ya itu Resep Nasi Goreng Kebon Sirih. Cuma saya hari ini pakainya ati kambing. Enak juga lah.
Terus, minyak samin-nya saya ganti minyak zaitun. Jarang banget beli minyak samin. Soalnya bikin masakan ginian yaelah, sekali setahun belum tentu hahaha. Ini pun mendadak buat karena pengin posting di blog :p. Ya sekalian pengin makan jugak hahaha.
Setelah jadi? Haissshh, aromanya itu lhoooooo (y). Beda banget dengan nasi goreng biasa ;). Karena campuran rempahnya memang beda.
Resep Nasi Goreng Kebon Sirih
Bahan :
- 200 gr ati kambing. Ini kan sisa ya. Sebelum diolah, ati kambing saya rebus dulu dengan garam + asam jawa sampai matang. Potong kecil-kecil buat campuran nasi goreng ini. Resep aslinya pakai daging kambing yak :D.
- Nasi sisa sekitar 3-4 porsi
- 3 sdm minyak zaitun (di resep asli pakai 100 gr minyak samin)
- Kaldu kambing saya ganti kaldu sapi blok. Dicairkan dengan 50 ml air.
- 2 cm kayu manis
- 2 lembar bayleaf (daun bay yang mirip dengan daun salam itu lho)
Bumbu dihaluskan :
- 6 siung bawang merah
- 2 siung bawang putih
- 2 cabe merah besar. Cabe rawitnya saya skip. Biar anak nomor 2 bisa ikut makan hehe.
- 1/4 sdt kunyit bubuk
- 1/2 sdt kapulaga bubuk
- 1/4 sdt jintan bubuk
- 2 biji cengkeh, haluskan juga
- Kecap manis secukupnya
- Garam secukupnya
Cara Membuat :
- Panaskan minyak dan tumis bumbu halus + daun bay + kayu manis sampai wangi
- Tambahkan daging kambing/ati kambing lalu aduk sampai rata dan berubah warna
- Tambahkan kaldu dan tunggu sampai meresap, atau mengental.
- Masukkan nasi, aduk rata
- Tambahkan kecap manis dan garam. Aduk rata.
- Koreksi rasa. Masak sampai dirasa matang dan kering.
- Siap dihidangkan ^_^
Kalau sudah matang siap dihidangkan dengan acar atau timun atau sayur manalah yang disukai. Saya tambahin potongan tomat juga. Karena anak-anak enggak terlalu doyan tomat jadi pas difoto keangkut timunnya doang :p.
Btw, Resep Nasi Goreng Kebon Sirih ini memangnya sesuai dengan juklak dalam pola makan Food Combining? Ya enggaklah !! Hahaha :p.
Tapiiiiiiiii ... makan beginian kan tidak tiap hari ;). Mengadopsi pola makan tertentu itu tidak berarti sama sekali tdak boleh 'cheating' ^_^. Tapi ya kalau kebanyakan cheatingnya juga jadi enggak ngaruh dong ya.
Mungkin mengkonsumsi menu-menu begini maksimal sebulan sekali itu sudah lebih dari cukup ;). Kalau siangnya makan beginian, malamnya gempur perut dengan sayuran segar sebanyak mungkin. Dijus lah kayak saya kalau tidak terlalu kuat mengunyah banyak.
Minum jus sayur tidak berarti makan sayurnya dikurangi, sih. Cuma untuk optimalisasi saya suka minum jus sayur setelah makan malam. Sampai ampas-ampasnya saya makan semua :D. Suami saya lebih doyan dalam bentuk salad :).
Lah jadi bahas jus sayur dan salad :D. Nanti saya tulis deh tentang dressing salad yang lebiih sehat ketimbang terus-terusan pakai mayo atau thousand island :D.
Back to topic ke Resep Nasi Goreng Kebon Sirih -nya lagi. Sila praktik di dapur masing-masing. Atau beli jadi juga bolehlah hihihi :p.
No comments:
Post a Comment